BAB 1 PEDAHULUAN
Tujuan Umum
Memberi bekal pada mahasiswa sebelum terjun ke
Tujuan Khusus
Memperkenalkan mahasiwa pada aspek teknis dan non-teknis dan dunia Teknologi Informasi yang sebenarnya.
Lingkup Bahasan
Aspek sosial, kewajiban etis dan profesional, resiko dan sistem berbasis komputer, etika profesi, hak asasi dan privacy, kekayaan intelektual, kejahatan komputer aplikasi komputer di berbagai bidang.
Mobilitas orang dalam era globalisasi sangat tinggi sehingga
ketergantungan dan keterkaitan akan informasi menjadi kebutuhan yang tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan primer Informasi menjadi komoditi yang dapat diperdagangkan dan diperebutkan. Mudah diakses dan cepat adalah kuncinya. (Intisari, 1997).
Diera globalisasi ini ,unsur pembelajaran afektif
Pada masa kini (tahun 2005) sudah rnerupakan rahasia
Golongan masyarakat yang terbelakang ini jikalau menemui masalah dan tidak mengetahui cara pemecahannya akan mudah emosi dan marah, dan mempunyai potensi untuk membuat kerusakan.
Pada saat terjadi krisis moneter di indonesi banyak sekali bank-bank dimerger atau terpaksa ditutup. Mantan karyawan bank yang ter PHK jika mempunyai intergritas tinggi akan beralih ke usaha lain dengan perbekalan uang pesangon yang mereka terima. Bagi mereka yang tidak mempunyai cukup integritas tunggi dapat saja memperoleh godaan untuk mengadakan pembobolan bank dengan menggunakan password, karena mereka mempunyai ketrampilan di bidang tersebut.
Kesenjangan teknologi terhadap pengetahuan informaasi :
1 antar bangsa
2 di dalam negara
Pemecahan menjadi bagian-bagian secara digital meningkatkan kesenjangan ekonomi /sosial antara negara industri dang negara-negara berkembang tahun 1960 (booming ekonomi) posisi soasial/ekonomi pda 20 negaara terkaya menjadi 30kali lebih besar di bandingkan dengan 20 negara termiskin. Tahun 2000(booming masyarkat informasi) posisi ini menjadi 44 kali lebih besar.
Akses internet 90% terkonsentrasi di negara industri (25% dari populasi global) lebih dari 55% di USA dan kanada pengguanaan internet di afrika dan timur tengah hanya sebesar 1% negara-negara berkembang menggunakan ”provider” hanya 5% di argentina malaysia dan afrika selatan.untuk negara berkembang masih ada kemungkinan untuk mengakses informasi secara khusus, untuk informasi medis dan untuk memiliki prosedur ”teleconsuliting telediagnosis”untuk membantu dan menyelamatkan banyak pasien.
Telemedicine mempunyai potensi ditawarkan pada negara berkembang baik untuk perbaikan kualitas maupun
(1) Konsultasi jarak jauh, diagnosis dan saran perlakuan oleh spesialis pengobatan
(2) Pendidikan dan pelatihan. Staf pelayanan kesehatan di pedesaan dan pedalaman secara regular dapat rnengakses pada pelajaran yang diberikan oleh para spesialis di rumah sakit (seperti manajemen secara umum dan penyakit-penyakit khusus
(3) dapat rnengakses pada “databases’’ medis internasional
(4). Meningkatkan efektifitas dan efisieni, sebagai control dalam hal mengurangi waktu tunggu untuk berkonsultasi, dan dalam hal pengenaan Sistem-sistem infomasi medis
(5) Jejaring pelayanan kesehatan dan tele medicine fasilitas perlengkapan informasi medis didistribusikan ke kesehatan distrik dan pusat-pusat klinik dan kesemuannya bermanfaat untuk negara berkembang.
(1) Mengembangkan infrastruktur telekomunikasi
(2)
Menurut jogiyanto (1992) meramalkan perkembangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar